SAJAK
Sabtu, 03 April 2021
Late
Bara, seandainya saat itu kau ada. Dan tak pernah hilang kemana mana, mungkin kau yang paling layak mendapatkan binar.
Sabtu, 14 November 2020
puan, rusuh
Tersemat bahagia
Pagi dengan sapa
Langkah disemangati
Jejak dicari-cari
Sampai tidur pun di selamati
Tertanam harapan untuk terus saling
Yang bicara lebih dulu memaling
Inginmu terlalu berlebih
Menjagaku terlalu, membuat kepalamu sakit
Juangmu hanya bualan tak lebih
Egomu semakin meningkat
Terdesak dan terus dijerat
Bukan bahagia atau pelipur lara
Tapi semakin, semakin berantakan
Hampir cacad dan tak punya rasa
Selasa, 15 September 2020
ilusi
Tak mampu berucap
Tak bisa bersuara
Bukan hanya aksara
Kataku bisa kau rasa
Enggan aku mengaku
Kau pun tak pernah bisa aku tuju
Kita hanya fiksi dikehidupan nyata
dan Untuk membersamai rasa kita hanyalah kata-kata.
n.
Minggu, 07 Juli 2019
REBAH, YANG LELAH
[MEREBAH]
Bukan ruang, ini tempat aku singgah
Dimana semua lelah menumpuk dibalik selimut
Pernah kubasahi guling yang tak berdosa
Kuhujani bantal yang tak lagi tertampung dipelupuk
Sebuah lengkungan manis, yang membuatku tangguh.
Meski bergemuruh dan meletup tetap kubiarkan hidup.
Rindu terisak, kecewa menguap, dan penyesalan mengudara.
Tetap ingin aku singgahi, sebab nyamannya hati tak mampu mengalahkan raga ini.
Bukan ruang, ini tempat aku singgah
Dimana semua lelah menumpuk dibalik selimut
Pernah kubasahi guling yang tak berdosa
Kuhujani bantal yang tak lagi tertampung dipelupuk
Sebuah lengkungan manis, yang membuatku tangguh.
Meski bergemuruh dan meletup tetap kubiarkan hidup.
Rindu terisak, kecewa menguap, dan penyesalan mengudara.
Tetap ingin aku singgahi, sebab nyamannya hati tak mampu mengalahkan raga ini.
Senin, 01 Juli 2019
RESAH TAK PADAM
" Resah tak padam "
Tertinggal jauh disana
Dengan binar yang masih sama
Bergetar serta berkoar tiap malam sendu
Tiap malam datang mengadu
Begitu pilu tidak bisa memenuhi itu
Rindu yang memuncak enggan berlalu
Kau tetap abu abu
Aku tak berhenti mengais-ngais kenangan waktu itu
Resah yang tak padam
Rasa bertabir asa
Ingin segera lapang dari jerat asa yang ingin menang.
02/07
nurliantiagustin.
Tertinggal jauh disana
Dengan binar yang masih sama
Bergetar serta berkoar tiap malam sendu
Tiap malam datang mengadu
Begitu pilu tidak bisa memenuhi itu
Rindu yang memuncak enggan berlalu
Kau tetap abu abu
Aku tak berhenti mengais-ngais kenangan waktu itu
Resah yang tak padam
Rasa bertabir asa
Ingin segera lapang dari jerat asa yang ingin menang.
02/07
nurliantiagustin.
Jumat, 23 November 2018
SEBUAH PERCAYA YANG DIBALAS OLEH RASA KECEWA
Kemarin kabar kita masih sangat terjaga, tak terputus ataupun terjeda.
Tanggapanmu pu tetap seolah menginginkan, tanpa sedikit makian.
Ucapanmu pun masih sedikit meyakinkan, sehingga aku begitu percaya.
Kata kata mu begitu hangat, dan membuatnya nyaman dalam lamunan.
Terhitung hari begitu cepat kulewati.
Dengan kobaran api di dada ini, yang selalu ia semangati.
Begitu banyak senyuman hati, yang pernah ia berikan sekali lagi.
Tak mampu menatap adalah kekurangannya, yang selalu aku tutupi.
Dilain hari, kau membuat hujan dilangit mendarat dipipi ini.
Kau tak lagi mencari, disaat ku mulai mengerti.
Begitu banyak perbedaan, sebelum kau menggenggam tangannya erat.
Sudah seharusnya aku tak perlu percaya, pada lelaki yang memang terkenal buaya.
30okt.18
" hargai sebuah percaya, ia sulit untuk lagi didapati ketika rasa percaya itu tergantikan oleh kecewa"
Sabtu, 06 Oktober 2018
Begitu sendu dan merdu
Kini kau dan puisi begitu sulit dipisahkan
Karena nurani begitu ingin kau kujadikan kata
Disetiap bait walaupun hanya diksi semata
Tetapi aku bisa merasa kau nyata
Didalam syair syair yang terpampang
Kau yang selalu aku utamakan
Hingga nanti saatnya senja datang
Bertemu denganmu adalah yang aku inginkan
Meski kau jauh lebih indah dipantai
Namun senyummu tak terkalahkan indahnya
Meskipun merdunya ombak dipantai
Tetapi lantunan ayatmu begitu sulit dikalahkan
Hingga laut mendengarnya ia tak ingin bertepi
Hingga udara mendengarnya ia tak lagi bersua
Hingga hujan mendengarnya ia tak lagi menjatuhkannya
Hingga semesta begitu bersyukur karena pencipta menghadirkan dirimu
25/9
nrlyantii.
Karena nurani begitu ingin kau kujadikan kata
Disetiap bait walaupun hanya diksi semata
Tetapi aku bisa merasa kau nyata
Didalam syair syair yang terpampang
Kau yang selalu aku utamakan
Hingga nanti saatnya senja datang
Bertemu denganmu adalah yang aku inginkan
Meski kau jauh lebih indah dipantai
Namun senyummu tak terkalahkan indahnya
Meskipun merdunya ombak dipantai
Tetapi lantunan ayatmu begitu sulit dikalahkan
Hingga laut mendengarnya ia tak ingin bertepi
Hingga udara mendengarnya ia tak lagi bersua
Hingga hujan mendengarnya ia tak lagi menjatuhkannya
Hingga semesta begitu bersyukur karena pencipta menghadirkan dirimu
25/9
nrlyantii.
Langganan:
Komentar (Atom)